My Collection Photo

Minggu, 08 November 2009

Cicak VS Buaya

Buaya Gendong Cicak, Nggak Perlu Alergi!
Naomi Siregar




Logo Cicak melawan Buaya
06/11/2009 13:10 | Pementasan Musik
Liputan6.com, Jakarta: All Nite Long milik Lionel Richie mengalun dengan sentuhan musik Jawa. Unik. Dan, lagu berbahasa Inggris itu pun membuka pementasan Orkes Sinten Remen di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (5/11) malam. Belum habis lirik dinyanyikan, penonton sudah tertawa lepas. Rupanya para pemusik di atas panggung menyelipkan banyolan-banyolan kritis yang menggelitik.

Pertunjukan semakin seru, saat ke-13 pemusik asal Yogyakarta itu saling menimpali cerita. Djaduk Ferianto si empunya acara duduk di tengah dua gadis cantik berpenampilan ala zaman dulu kala. Ia mengenakan sarung bermotif kotak-kotak, baju koko, dan peci hitam. Sehingga budayawan nyentrik itu terlihat bak murid pesantren.

"Saya Romo," ujarnya, dengan gaya sok berwibawa. Yang benar saja?

Jauh-jauh dari luar Jakarta, Djaduk dan kawan-kawan hanya ingin ikutan menanggapi persoalan yang sedang heboh di berbagai media. Itu lho, masalah cicak versus buaya alias Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melawan Polri. Sinten Remen sepaham, KPK harus didukung. Maka pertunjukan berjudul Buaya Keroncong Gendong Cicak itu pun diharapkan bisa menyentil para penegak hukum yang dinilai sudah keluar jalur.

"Ini sebagai pengingat. Nggak perlu alergi dengan kata buaya. Toh, ada buaya keroncong, ada juga Kota Surabaya. Masa kata buaya mau diganti jadi kadal, jadi Surakadal?"cCeletuk Djaduk, menanggapi protes penggunaan kata buaya oleh penegak hukum.

Selain membawakan lagu-lagu lama, beberapa tembang anak Indonesia pun diplesetkan. Di antaranya, Tik.. Tik.. Bunyi Hujan, Burung Kutilang, Di Sini Senang Di Sana Senang, dan masih ada beberapa lagi. Tentu saja, Djaduk terlebih dahulu meminta izin atas perubahan lirik itu.

Berkiblat pada etnik-jazz, tentunya membuat permainan musik Sinten Remen terdengar variatif. Ada irama Jawa yang dibawakan dengan lembut. Ada juga blues dan country ala western. Hasilnya, Caping Gunung ciptaan Gesang pun jadi terkesan seperti musik dari dua ranah budaya. Sama halnya dengan Imagine milik John Lennon, yang awalnya sendu berubah menjadi nyeleneh, ketika Djaduk dan kawan-kawan menyanyikannya dalam cita rasa lenong Betawi.

Rugi rasanya kalau tidak menikmati suguhan budayawan cerdas tersebut. Pasalnya, ada lagu ciptaan Djaduk yang dibuatnya dua tahun lalu dan tak dinyana cocok dengan momentum kisruh KPK Vs Polri saat ini. Judulnya Maling Budiman. "Maling di negeriku hidupnya terjamin. Maunya ditangkap, tapi kok lucunya yang menangkap juga maling..."

Inilah upaya yang bisa dilakukan Sinten Remen melalui pergelaran musik sepanjang satu jam tadi. Tujuannya, agar masyarakat tersadarkan akan kondisi sosial-politik di Tanah Air. Para seniman itu juga berharap, semua bisa menghormati akal sehat. Artinya, kalau melihat kebobrokan, janganlah dibiarkan.

Semoga cicak dan buaya yang tengah bergelut mendengar pesan mereka, dan saling menggendong untuk kebaikan bersama.(OMI/SHA)

1 komentar:

masrie mengatakan...

Cicak Buaya Kayak di Taman safari

Posting Komentar

Design by Abdul Munir
Visit Original Post Tas Murah Template